Podcast Tepak Bulu

Indonesia berhasil mendapat medali di Sudirman Cup 2019 kemarin, namun tetap dianggap gagal total membawa pulang piala buatan negeri sendiri. Pujian maupun kritikan datang dari berbagai penjuru, bahkan dua legenda bulutangkis Indonesia pun sampai angkat bicara. Apa saja faktor kegagalan Indonesia? Apakah Indonesia sepenuhnya gagal memenuhi ekspektasi publik. Tidak lupa segmen #Brikjen kembali hadir untuk menyalurkan opini para pendengar sekalian! Thumbnail photo: The Jakarta Post. https://www.thejakartapost.com/news/2019/05/24/indonesia-battle-taiwan-sudirman-cup-semifinal-spot.html

Episode yang sudah ditunggu-tunggu oleh kalian tentang Sudirman Cup. Sekaligus juga menjadi debut dari "Rubrik Pendengar" di segmen terakhir. Siapkan jantung kalian, siapkan mental kalian, dan bersabarlah, karena ini ujian bulan puasa xD Link ke KuliahMinTalk: https://twitter.com/BadmintonTalk/status/1128594516447875073 Image Source: BWF 

Setelah sebulan terakhir berkutat dengan Specials, akhirnya Ibhi balik lagi dengan topik soal teknologi yang berkembang di badminton. Karena podcastnya gak panjang-panjang amat durasi nya, deskripsi nya juga gausah panjang-panjang kali yee?

Let's take a dive into the life of an English teacher in Xiamen, China, who is passionate about Badminton and decided to vlog about it, whilst living there for almost 10 years. She explained to us how she got there, how she got into the badminton world, bizarre English names, her first gig interviewing players back in Hong Kong Open 2018, her views towards Indonesian fans, and her hope for making badminton more popular to the world. The specials are intended to be more personal and hopefully will give you new perspectives from the guests and daily life in a more relaxed manner. "PTB Specials" is hosted by Ibhi from Tepak Bulu and Bawa Nyantai. Thumbnail photo taken from Becky Badminton's Facebook page. Intro music: Delay Rock  Kevin MacLeod (incompetech.com) Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/

Akhirnya, setelah 13 episode solo-run, baru kali ini siaran ditemenin sama salah satu personil Gara-Gara Bola dan juga Podcast Umpan Tarik, Eki. Episode ini juga menjadi episode terlama sepanjang sejarah Tepak Bulu (halah!). Yang dibahas di episode kali ini bisa dibilang merupakan terusan dari episode perdana (episode 1), mulai dari rekap Malaysia Open, pembahasan 4 pasangan utama XD Indonesia, sampai tebak-tebakan soal siapa yang bakalan dibawa ke Sudirman Cup entar. Siapkan headphone dan kuping kalian, karena ini akan menjadi teman jalan kalian selama 90 menit. Cover photo by BWF on Facebook

Episode minggu ini bertindak sebagai pengganti episode yang seharusnya bakalan spesial. Tapi nggak apa-apa, karena kita bakalan ngobrol + ngasih kuis-kuis singkat soal tikungan-tikungan tajam di pertandingan badminton, ngomongin soal comeback pemain yang pensiun karena berbagai hal, juga ada ulasan singkat kenapa pemain yang udah mau pensiun pengen main lagi. Photo source: PBSI

Udah 12 Episode tapi mungkin belom pernah sekalipun dibahas soal perkembangan bulutangkis di sini dan juga sistem liga nya seperti apa sih. Terus, gimana liga nya bisa berjalan di tengah-tengah kalender BWF? Lalu istilah yang dipakai di Jerman beda nya kayak gimana sih? Tidak lupa sedikit rekap dari Swiss Open Super 300. Photo credit to: Ian Patterson - Flickr In-frame: Michael Fuchs/Brigit Michels and Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir from London Olympics 2012

Skip ke menit 17:00 kalau nggak mau dengerin ulasan/bahasan Final All England kemarin. Yang namanya pertandingan, pasti ada yang menang dan ada yang kalah, kan? Seringkali kita menganggap kekalahan sebagai kiamat kecil yang seharusnya dihindari. Padahal kekalahan menjadi sumber belajar yang lebih berfaedah (kalau kata orang zaman sekarang). Dan kekalahan tentunya juga tidak bisa sembarang diterima oleh penonton, yang seringkali lebih sewot dibanding atlet itu sendiri, sehingga berujung kepada bullying ke atlet yang kalah dengan membenarkan perilaku seperti itu dengan alasan biar atletnya lebih benar tanpa memikirkan tetes keringat dan darah serta waktu yang terbuang. Ah, episode ini sepertinya direkam dalam keadaan yang agak sedikit menggebu-gebu. Maafkan jika memang saya salah dalam hal ini. In-frame: Lee Dong Keun, South Korea Badminton Player Credit: chinadaily.com.cn

Desember 2018 kemarin, BWF meluncurkan program pembelajaran Bahasa Inggris secara online untuk 25 atlet bulutangkis yang telah mendaftarkan diri mereka. Tujuannya agar pemain mampu berkomunikasi lewat bahasa Inggris sesuai dengan kebutuhan mereka. Lalu, apakah program ini juga memberi manfaat buat pemain-pemain Indonesia? Tidak lupa rekap dari German Open Super 300 sekaligus sedikit bahasan untuk All England. Alright guys, enjoy this episode. Let me know if you wish to have one English episode in the future, alright?

Kemaren abis ngeliat postingan hujatan ke Gregoria soal kekalahannya lawan Ruselli. Agak gimana ya...kayaknya semua orang terlalu berekspektasi tinggi sama pemain2 kita, tapi balik lagi, namanya cedera nggak gampang buat disembuhin. Contoh aja Carolina Marin, 9 bulan buat pemulihan, jalannya pasti panjang, kan? Gausah berlama-lama, sikat episode ini aja buat dengerin rekap Djarum Superliga 2019, progress German Open, dan topik utamanya. Yuk! In-frame: Li Xuerui Source: China.org.cn

[New Season 2019] Episode perdana di 2019 namun sudah diwarnai dengan perpisahan/pensiunnya 2 pemain ganda campuran yang telah banyak mengharumkan nama Indonesia di punggung mereka. Dibahas juga rekap tiga turnamen terakhir + permasalahan di tubuh federasi bulutangkis Korea dan Denmark. Image of Liliyana Natsir by idntimes. Image of Debby Susanto by Rappler.

Desember telah tiba, begitu pula akhir season 1 dari podcast ini. Dibarengi dengan World Tour Finals di Guangzhou, Cina, akan dibahas bagaimana cara nya buat jadi tuan rumah, yang ongkosnya berat juga kalo dipikir-pikir lagi. Intro courtesy Hendra Hermawan on Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=iaQXNszxK0M Episode Thumbnail from Yoshiharu10 at English Wikipedia [GFDL (http://www.gnu.org/copyleft/fdl.html) or CC BY-SA 4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)]

Permainan yang mengandalkan kecepatan, kelincahan, dan eksekusi teknik yang tanpa cela ini pun masih bisa kalah pamor dibandingkan dengan tennis, yang sudah lama bercokol menjadi salah satu olahraga paling dikenal di dunia. Kok bisa badminton masih "gitu-gitu" aja? Image sources: 1st photo by Antony Stanley from Gloucester, UK (Lin Dan Triumphs) [CC BY-SA 2.0 (creativecommons.org/licenses/by-sa/2.0)], via Wikimedia Commons 2nd photo by Esther Lim [CC BY-SA 2.0 (creativecommons.org/licenses/by-sa/2.0)], via Wikimedia Commons

Tahun 2018 adalah tahun yang kurang bersahabat bagi pelatnas Korea Selatan. Mereka seolah-olah kehilangan taringnya ketika dihadapkan dengan persaingan di level teratas yang semakin ketat. Satu dua gelar masih bisa diraih, namun agaknya hal tersebut "terlambat" datang. Apa yang terjadi? Thumbnail image courtesy of BWF. Image source for thumbnail: https://bwfsudirmancup.bwfbadminton.com/news-single/2017/05/28/seoul-satisfying-final-total-bwf-sudirman-cup-2017

Jum'at kemarin sempat heboh berita "main sabun" di antara kedua pasangan ganda putra Cina, He/Tan dan Li/Liu dari twitter salah satu atlet pebulutangkis. Kejadian ini menjadi menarik untuk diangkat kembali dan mencoba mengingat kembali kontroversi-kontroversi yang pernah terjadi sebagai tema episode minggu ini + rekap Fuzhou China Open 2018. Image thumbnail source: New York Times. Link to image thumbnail: https://static01.nyt.com/images/2012/08/01/sports/olympics/01badminton/01badminton-jumbo.jpg

Penghalang seteru abadi di olahraga tentu saja adalah masa gantung raket, yang sebentar lagi akan menghampiri legenda-legenda yang telah mengumpulkan jam terbang begitu lama. Lee Chong Wei dan Lin Dan adalah salah keduanya, di mana rivalitas mereka telah terbentuk dan masih berjalan hingga sekarang. Siapakah penerus rivalitas mereka ini? Bagaimana pemain-pemain muda ini mampu menghadirkan "percikan-percikan" yang dapat menandingi perseteruan LCW/LD? Tidak lupa ada rekap dari Macau Open Super 300, SaarLorLux Super 100, dan juga "potential clashes" di Fuzhou Open Super 750. Image credits are below for all photos. From left to right: 1st photo by Antony Stanley (Flickr: Prepare To Smash!) [CC BY-SA 2.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/2.0)], via Wikimedia Commons 2nd photo by Antony Stanley from Gloucester, UK (Lin Dan Triumphs) [CC BY-SA 2.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/2.0)], via Wikimedia Commons 3rd photo by By Fauziananta [CC BY 4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by/

Tahun 2018 adalah tahun kejayaan tim nasional bulutangkis Jepang, di mana sudah meraih 41 gelar juara dari Super 100 sampai Super 1000. Ganda Putri mereka menjadi penyumbang terbesar perolehan gelar ini dengan 20 kali juara. Seolah-olah Cina dan Korea Selatan seperti tenggelam ditelan bumi tahun ini. Lalu, apa yang membuat mereka bisa menjadi seperti sekarang ini? Episode kedua hadir di layanan streaming kesayangan anda. Tidak lupa rekap/recent updates dari Prancis terbuka 2018 kemarin. Thumbnail photo source: Pierre-Yves Beaudoin | Wikimedia Commons https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Yonex_IFB_2013_-_Quarterfinal_-_Tian_Qing_-_Zhao_Yunlei_vs_Misaki_Matsutomo_-_Ayaka_Takahashi_10.jpg

Pasangan ganda campuran andalan Indonesia ini telah berulang kali mengharumkan nama Indonesia di berbagai turnamen yang mereka ikuti. Salah satu pemain, Cik Butet, sudah lama malang melintang di dunia bulutangkis bersama partner yang berbeda pula dengan segudang prestasinya, begitu juga dengan Owi yang bersana Cik Butet meraih gelar tertinggi yang selalu menjadi cita2 para pemain, emas Olimpiade. Episode pertama telah hadir di genggaman anda. Menuju penghujung tahun 2018 sekaligus menjadi tahun terakhir Cik Butet bermain bulutangkis di level dunia, ada baiknya kita berbicara soal siapa penerus pasangan legendaris Indonesia ini? Tidak lupa ada rekap/recent updates dari turnamen terakhir di Denmark Open 2018 kemarin.

"Tak kenal, maka tak sayang". Pepatah yang udah terlalu sering digunakan untuk berkenalan, namun apadaya memang itulah jalan untuk mengenalkan podcast badminton pertama di Indonesia ini. Akan ada bocoran untuk episode pertama entar juga lho. Selamat mendengarkan!